Sylvia Aulia Rahmi

mengharungi samudera kehidupan

Cermin

“Cermin cermin di dinding, katakan padaku! Siapakah orang yang paling cantik di dunia ini?”

Salahsatu pelajaran yang disukai di bidang fisika saat masih dibangku sekolah adalah tentang cermin dan bayangannya. Mempelajari sifat cermin dan sifat bayangan yang dihasilkannya.

Berdirilah di depan cermin, tampakkan gigi-gigimu, besarkan matamu, keluarkan lidahmu! Apa yang kamu lihat? Kemudian tenangkan wajahmu, tersenyumlah padanya! Apakah yang terjadi?

Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi konflik dengan orang sekitar mungkin disesbabkan kita lupa untuk bercermin. Seorang teman mengeluh menceritakan bahwa dirinya diperlakukan dengan kasar oleh sahabatnya. Namun si teman ini tidak menyadari bahwa dirinya pun pernah berlaku kasar pada sahabatnya sendiri.

Cermin menampakkan bayangan benda yang ada di depanya. Bila benda itu jelek, maka bayangan yang diperlihatkan juga jelek. Sebaliknya, bila benda di depannya baik dan bagus, bayangan yang ditampakkan oleh cermin tentu juga baik dan bagus.

Begitupun kita bergaul dengan sesama. Ketika kita berbicara dengan sopan berlaku baik, tentu orang akan membalas dengan baik juga. Namun bila kita bicara dengan kasar tidak berlaku sopan, tentu orang tidak akan menerimanya dan membalas dengan tidak baik.

Bukankah Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Orang mukmin itu merupakan cermin bagi mukmin yang lainnya.”

March 27, 2012 - Posted by | balajar, umum |

No comments yet.

Leave a comment